Beliau juga mulai mengamalkan
ilmu yang dimilikinya dengan mengajar di musholla dan masjid, pada masa
bersamaan beliau digandeng oleh KH.Rohmatullah Shiddiq untuk mengelola
pendidikan formal, pada tahun itu pula dengan di pimpin KH.Rohmatulloh Shiddiq,
KH.Thabrani Thohir, KH.Asnawi Thohir Ust.H.Hasuki Nasir dan para aghniya di
Sukabumi Selatan dibangunlah SDI Al-Falah I yang terdiri dari 7 lokal ruang
kelas dengan pimpinan umum KH.Rohmatulloh Shiddiq.
Awal berdirinya SDI Al-Falah I
pagi bertindak sebagai kepala sekolah adalah beliau, sedangkan Al-Falah I
petang adalah ust,H.Hasuki Nasir, nama tokoh-tokoh sudah sangat terkenal
terutama mereka yang mengajar di masjid, musholla dan di rumah-rumah masyarakat
secara berpindah-pindah. Satu diantara penyebab sangat pesatnya perkembangan
Al-Falah lebih-lebih semua murid MI Roudlotul Amal yang dipimpin oleh H.M.Isa
Sarmada hijrah ke MI Al-Falah termasuk beliau. Satu tahun setelah berjalannya
MI Al-Falah yang pesat perkembangannya barulah dibangun SDI Al-Falah II dengan
bantuan subsidi pemerintah DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Ali
Sadikin. Setelah SDI Al-Falah diresmikan oleh Gubernur pada bulan Agustus 1968
maka dibukalah pendaftaran baik untuk kelas pagi maupun sore hari. Dengan
demikian dibutuhkan kepemimpinan di SDI Al-Falah II pagi dan sore.
Kemudian
dilakukan mutasi pimpinan sekolah. Beliau ditetapkan menjadi kepala sekolah SDI
Al-Falah II pagi dan SDI Al-Falah I petang sementara ust.H.Hasuki Nasir sebagai
kepala sekolah SDI Al-Falah I pagi dan SDI Al-Falah II Petang.
Tahun
1969 melalui keputusan rapat guru yang dipimpin oleh KH.Rohmatulloh Shiddiq dan
didorong oleh KH.Dawam Anwar yang merupakan guru beliau di Tebuireng,
KH.Hibatullah Shiddiq dan KH.Thabrani Thohir serta KH.Asnawi Thohir dan pimpinan
lainnya didirikanlah MTs.Al-Falah dengan kepala sekolah pertamanya beliau.
Setahun kemudian jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Uts.Husni Mansur juga
berasal dari Pondok Pesantren Tebuireng.
Berbarengan
dengan perkembangan sekolah dengan dibukanya Mts. Di Yayasan Al-Falah
didatangkanlah guru-guru baik dari Jawa Timur, Jawa Barat maupun dari Bima NTB.
Berdasarkan musyawarah keluarga ada guru-guru yang ditempatkan di rumah beliau,
di rumah H.Abd.Mu’thi dan di rumah H.M.Isa. Kemudian dilanjutkan dengan
perluasan Al-falah I maka guru-guru yang tinggal di rumah keluarga tadi
ditempatkan di ruang-ruang yang berada di Al-Falah I dan Al-Falah II.
Adapun
di kepengurusan masjid jami’ Al-Falah beliau sempat menjadi ketua masjid selama
beberapa tahun setelah wafatnya KH.Thabrani Thohir.
Sebagai
aktifis organisasi di samping berkiprah di Yayasan Al-Falah sebagai ketua I,
beliau juga aktif mengorganisir organisasi pemuda yaitu Gerakan Pemuda Anshor,
yang dipimpin oleh beliau dan sekretarisnya Ust.H.Hasuki Nasir berkembang
dengan pesat. Baris berbaris pemuda Anshor dilatih oleh militer dan kepolisian,
puncaknya dibentuk pasukan drum band di anak cabang Sukabumi Udik, ranting
Kampung Kecil dan Kampung Baru, sementara untukpenghimpunan anak-anak dan
remaja beliau membentuk MTRA ( Majlis Ta’lim Remaja Al-Falah ) yang kala itu
diketuai oleh Balya Isa. Dalam bidang pengajian Al-Qur’an dengan bekerjasama
pada mahasiswa dan qori/qori’ah dari PTIQ dibentuk KSQ (Kelompok Study
Al-Qur’an) yang diketuai oleh Ust.H.Syahrul Munir dari Ngadiluwih Kediri Jawa
Timur. Tercatat sebagai tenaga pembimbingnya adalah Ust.H.Syahrul Munir,
Ust.H.Muhajir Lubis, Ust.H.Muammar ZA dan Ust.H.Adly Nasution serta
Ust.H.Marhum Thoyyib. Dengan kata lain beliau memang seorang organisator yang
memiliki hubungan ( Human Relation ) cukup baik dengan kalangan ulama dan pemerintahan.
Beliau
dikenal baik oleh keluarga Pondok Pesantren Tebuireng termasuk oleh istri
KH.Wahid Hasyim tetapi saat di Tebuireng beliau tidak kenal dengan Gus Dur dan
Gus Sholah, beliau baru kenal mereka setelah mereka berkiprah di Jakarta saat
Halal bi halal keluarga Pondok Pesantren Tebuireng di Jl.Taman Amir Hamzah
Matraman Jakarta Pusat tempat kediaman ibu Wahid Hasyim.
Masa
terus berlalu dari aktif di GP Anshor kemudian aktif di NU Jakarta Barat, DKI
Jakarta sampai menjadi salah seorang A’wan di PBNU NU, karena disamping
keilmuan gaya dan kedekatannya dengan keluarga Tebuireng termasuk dengan
KH.Abdurrahman Wahid yang saat itu menjadi ketua Tanfidziyah PBNU dan juga
ditunjuk sebagai Ketua Dewan Syuro DPP PKB DKI Jakarta, Sementara keaktifan
ta’limnya di masyarakat dan aktifitasnya di organisasi mengantarkannya menjadi
ketua MUI Jakarta Barat selama 2 periode saat dipimpin oleh KH.Aminulloh dan
KH.Asyikin dan akttif di Ittihadul Mubalighin.
Tahun
1983 berdirilah MA Al-Falah dengan kepala sekolah Ust.Husni Manshur,
sepeninggal pak Husni, KH.Hibatulloh Shiddiq yang saat itu sebagai bendahara di
Mts dan MA Al-Falah diangkat menjadi kepala sekolah.
Tahun
1986 beliau dengan dukungan KH.Thabrani Thohir, KH.Asnawi Thohir, KH.Hibatullah
Shiddiq, Ust.H.Hasuki Nasir, Ust.H.Dumyati HT, Ust.H.Kahmasy Shiddiq,
H.Abd.Somad H.Sholeh, H.Ahmad H.Thohir dan keluarga KH.Thohir lainnya serta
keluarga Alm.H.Nawawi Umar, dibangunlah Pondok Pesantren Al-Falah yang baru
diresmikan penggunaannya pada tahun 1988 dengan beliau sebagai pengasuh Pondok
Pesantren Al-Falah.
Beberapa
kali didekati olah Golkar penguasa dan pemerintah pada saat itu beliau tetap
pada pendiriannya.Diberi SK sebagai ketua GUPPI Prov.DKI Jakarta organisasi
pendidikan islam Golkar pada saat jayanya itu, beliau menolak dan tidak hadir
dalam acara pelantikan.
Sebagai
orang tua dari 9 anak yaitu : Kholil Muttaqin, Syamsul Anam, Kamilah, Muzaki,
Ummu Hamdiah, Ummu Humaidah, Muhtarom, Rohmatun Nazilah, A.Dhiya Shihab. Beliau
termasuk orang yang konsisten dan istiqomah dalam aqidah dan ideologi.
Pada tahun 2004
istri beliau Hj. Daniah meninggal dunia karna sakit, semenjak itu kesehatannya
semakin menurun dan sudah mulai tidak
aktif lagi dalam kegiatan dakwah dan kemasyarakat sampai akhirnya beliau wafat
pada malam jum’at tgl 6 September 2013.
Demikianlah
kurang lebihnya riwayat hidup almarhum yang dapat kami susun. Untuk
kesempurnaanya, manakala ada kekurangan dan kekhilapan kami mohon maaf
sekaligus mohon saran dan perbaikan.