KEUTAMAAN BULAN RAJAB
Bulan rajab adalah bulan yang sangat mulia dan agung, penuh barokah dan hikmah,
ibadah pada bulan ini dilipatgandakan pahalanya oleh Allah, doa-doa diijabah,
dan pintu taubat dibuka lebar-lebar siap menerima siapapun juga yang hendak
bertaubat kepada Allah. Seperti diriwayatkan oleh Al imam Ibnu ‘Asakir dari Abu
Umamah RA bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya):
“Ada lima malam yang tidak akan ditolak doa-doa di dalamnya, malam pertama
bulan rajab, malam pertengahan sya’ban (nisfu sya’ban), malam jumat, malam idul
fitri dan malam idul adha”.
Mengenai Asyhurul Hurum ini Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan kepada kita
bahwa empat bulan tersebut adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.
Seperti dalam riwayat Bukhori dan Muslim dari sahabat Abu Bakrah RA.
Bahkan sebagian Ulama berpendapat bahwa dari keempat bulan ini yang paling
utama adalah bulan Rajab, sementara yang lain berpendapat bulan Muharram.
Sahabat Ibnu Abbas RA mengatakan tentang kemuliaan empat bulan ini:
“Allah telah mengkhususkan empat bulan, dimana Allah menjadikannya penuh
kemulyaan, dosa-dosa di bulan ini lebih besar daripada bulan lainnya, begitu
pula amal sholeh dan pahala”.
Bahkan Nabi Muhammad SAW menunjukkan kemuliaan bulan Rajab ini dengan
menyandarkannnya kepada Allah SWT, dimana beliau bersabda:
“Rajab adalah Bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan
umatku”. (HR. Abul Fath bin Abil Fawaris dari Hasan al Bashri, hadits mursal)
Diriwayatkan oleh İbnu Abbas r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ''Barang
siapa yang berpuasa pada tanggal 1 di bulan Rajab maka pahala puasanya sama
seperti ia berpuasa selama 3 Tahun, Barang siapa yang berpuasa pada tanggal 2
di bulan Rajab maka pahala puasanya sama seperti ia berpuasa selama 2 Tahun,
Barang siapa yang berpuasa pada tanggal 3 di bulan Rajab maka pahala puasanya
sama seperti ia berpuasa selama 1 Tahun,dan setelah tiga hari itu (dari tanggal
4 sampai dengan akhir bulan Rajab) pahala puasanya sama seperti puasa setiap
bulan''
Posted on June 12, 2010 by
Syamsuri Rifai
Doa ketika melihat bulan sabit Rajab
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa:
“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan
Ramadhan.”
Hadis ini bersumber: Al-Faqih Abu Muhammad Ismail
bin Al-Husein Al-Bukhari dari Al-Imam Abu A’la’, tahun 399 H, dari Ismail bin
Ishaq, dari Muhammad bin Abu Bakar, dari Zaidah bin Abi Raqad dari Ziyadah
An-Numairi dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 494)
Penetapan Nabi saw tentang bulan Rajab
Ayah dari Ibnu Abi Bakrah salah sahabat Nabi berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya zaman berputar seperti keadaan hari Allah menciptakan
langit dan bumi, satu tahun adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan
itu adalah empat bulan mulia, tiga bulan berturut-turut Dzul-Qaidah, Dzul
Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan
Sya’ban …”
Hadis ini bersumber dari: Syeikh Al-Hafizh Ahmad
bin Ali Al-Ishfahani, dari Abu Amer Muhammad bin Ahmad dari Abbas Asy-Syaibani,
dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dari Ayyub, dari
Ibnu Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari ayahnya, ia salah seorang sahabat Nabi
saw.
Hadis ini Muttafaq alayh, diriwayatkan oleh
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Jami’, dan Muslim bin Hujjaj
Al-Qusyairi dalam Musnadnya. Semuanya bersumber dari jalur Abdul Wahhab
Ats-Tsaqafi.
Penamaan bulan Rajab sebagai bulan Allah
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya
bulan Rajab adalah bulan Allah …”
Hadis ini bersumber dari: Abu Manshur Zhafr bin
Muhammad Al-Husaini dari Abu Shaleh Khalaf bin Ismail, dari Makki bin Khalaf,
dari Nashr bin Al-Husein dan Ishaq bin Hamzah, dari Isa bin Musa, dari Ubaiz
bin Quhair, dari Ghalib bin Abdullah, dari Atha’ dari Siti Aisyah isteri Nabi
saw.
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Said
Al-Khudri, dengan mata rantai sanad: Abu Nashir bin Ahmad bin Ali Asy-Syabibi,
dari Abul Hasan Muhammad bin Muhammad Al-Karizi, dari Abu Abdillah Muhammad bin
Isa An-Naisaburi, dari Muhammad bin Ibrahim dari Al-Husein bin Salamah
Al-Wasithi, dari Yahya bin Sahel, dari Isham bin Thaliq, dari Abu Harun Al-Abdi
dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 496)
Hari-hari bulan Rajab tercatat di langit
Abu Said Al-Khudri berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Bulan Rajab adalah bagian dari bulan-bulan yang mulia dan hari-harinya
tercatat di pintu-pintu langit yang keenam. Barangsiapa yang berpuasa satu di
dalamnya karena dasar takwa kepada Allah, maka pintu langit dan hari itu
berkata: Ya Rabbi, ampuniah dia…”
Hadis ini bersumber dari: Abu Muslim Ar-Razi dari
Abu Nashr Manshur bin Muhammad bin Ibrahim, dari Tsawab bin Yazid dari
Al-Husein bin Musa dari Ishaq bin Raziq, dari Ismail bin Yahya, dari Mas’ar bin
Athiyah dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 497)
Keutamaan mandi sunnah di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada
permulaannya, pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya
seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.”
Hadis ini bersumber dari: Abu Nashr bin Abi
Manshur Al-Muqarri, dari ayahnya dari Abu Ja’far Ar-Razi dari Ja’far bih Sahel,
dari Mahmud bin Sa’d As-Sa’di, dari Ishaq bin Yahya dari Hafsh bin Umar dari
Abban dari Al-Hasan dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 497)
Puasa Nabi saw di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di
bulan Rajab dan Sya’ban.”
Hadis ini bersumber dari: Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Faqih, dari Abu Amer
Muhammad Al-Muqarri dari Ali bin Said Al-Askari, dari Umar bin Syabah
An-Numairi, dari Yusuf bin Athiyah dari Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin
Sirin dari Abu Hurairah.
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw berpuasa
di bulan Rajab, sehingga kami berkata beliau tidak berbuka dan berbuka…
Riwayat ini bersumber dari: Abul Hasan Muhammad
bin Al-Husein bin Dawud Al-Hasani, dari Abu Bakar Muhammad bin Ahmad, dari Abu
Azhar As-Salithi, dari Muhammad bin Abid dari Usman bin Hakim dari Said bin
Jubair, dari Ibnu Abbas. (Ibid: 499)
Keutamaan puasa di bulan Rajab
Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata
bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipatgandakan.
Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu
tahun. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh
pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan
baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka ia
tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa yang berpuasa dua
puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni,
maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan
menambah kebaikannya.”
Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq
bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul
Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma’la bin Mahdi dari Usman bin Mathar
Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, dia salah
seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa
yang berpuasa satu hari di akhir bulan bulan Rajab ia akan diselamatkan dari
siksaan yang berat saat sakratil maut dan azab kubur. Barangsiapa yang berpuasa
dua hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan di shirathal mustaqim. Dan
barangsiapa yang berpuasa tiga hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan
pada hari kiamat, hari yang sangat menakutkan.” (Mafatihul Jinan, bab 2
Keutamaan bulan Rajab)
Keutamaan puasa tiga hari berturut-turut
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan mulia hari Kamis, Jum’at dan Sabtu, Allah
mencatat baginya sebagai ibadah sembilan ratus tahun.”
Hadis ini bersumber dari: Ali bin Syuja’ bin
Muhammad Asy-Syaibani, dari Umar bin bin Ahmad bin Ayyub Al-Baghdadi, dari
Al-Husein bin Muhammad bin Ufair Al-Anshari, dari Ya’qub bin Musa Al-Madani,
dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 500)
Keutamaan puasa pada hari Bi’tsah
Hari bi’tsah adalah hari Muhammad saw diangkat menjadi seorang nabi.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa ada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab, Allah
mencatat baginya sebagai puasa enam bulan. Hari itu adalah hari Jibril turun
pada Muhammad saw, awal ia membawa risalah kepadanya.”
Hadis ini bersumber dari: Abu Sa’d As-Sa’di dari
Abu Nashr Muhammad bin Thahir Al-Adib, dari Muhammad bin Abdullah dari Habsyun
bin Musa, dari Ali bin Said dari Dhamrah bin Rabi’ah dari Ibnu Syudzab dari
Mathar Al-Warraq, dari Saher bin Hausyab dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr
Rajab: 500)
Masih banyak lagi hadis-hadis yang bersumber dari
para sahabat Nabi saw tentang keutamaan bulan Rajab. Adapun yang bersumber dari
Ahlul bait Nabi saw, akan kami sebutkan di bagian amalan praktis dan doa-doa di
bulan Rajab
Keutamaan Bulan Rajab
Bulan Rajab adalah salah satu bulan-bulan haram yang
tersendiri dan tidak berkumpul dengan bulan-bulan Haram lainnya. Lain dengan
ketiga Bulan-Bulan Haram lainnya. Karena bulan-bulan Haram lainnya terletak
Berurutan, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
Ada beberapa Hadist yang berbicara tentang keutama’an
bulan ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
عن أبي بكرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض ، السنة اثنا عشر شهرا منها أربعة حرم ، ثلاث متواليات : ذو القعدة وذو الحجة والمحرم ، ورجب شهر مضر الذي بين جمادى وشعبان »
Artinya: ”
Dari Abu Bakrah RA, dari Rasulullah SAW bersabda: ”
sesungguhnya zaman telah berputar seperti keada’annya di hari dimana Allah SWT
menciptakan langit dan bumi , satu tahun ada dua belas bulan , disitu terdapat
empat bulan yang di haramkan Allah SWT, tiga bulan berturut-turut: Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab adalah bulan mudhar yang terletak antara
Jumadil akhir dan Sya’ban“.
Maksud dari Hadist ini adalah membatalkan apa yang dilakukan oleh orang
jahiliyah dengan mengganti sebagian bulan Haram dengan bulan lainnya atau yang
disebut dengan Annasi’. Allah SWT berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an:
( إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات و الأرض منها أربعة حرم ذلك الدين القيم فلا تظلموا فيهن أنفسكم ) [التوبة :
36
Artinya: ”
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas
bulan dalam ketetapan Allah SWT , diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya ada empat yang haram, itulah ketetapan agama yang lurus maka
janganlah kamu menganiaya diri kamudalam bulan yang empat itu “.QS
At-taubah : 36.
Dalam ayat ini Allah SWT telah memberi tahu bahwa sejak bumi dan langit
diciptakan dan juga malam dan siang berputar pada porosnya, dan menciptakan apa
yang ada di langit seperti matahari, bulan dan bintang, dan menjadikan matahari
dan bulan bertasbih pada porosnya, maka terjadilah dari itu petangnya malam
hari dan putihnya siang hari, maka dari waktu itulah Allah SWT menjadikan
setahun adalah dua belas Bulan sesuai dengan terbitnya bulan.
Setahun menurut syariat islam dihitung sesuai perputaran bulan dan
terbitnya, bukan sesuai dengan perputaran matahari seperti yang dilakukan oleh
Ahli kitab. Allah menjadikan dari bulan-bulan ini empat yang diharamkan. Tiga
diantaranya berurutan yaitu : Dzulhiqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Rajab
merupakan salah satu bulan yang diharamkan Allah yang tersendiri.
عن ابن عباس ، في قوله عز وجل : ( إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا في كتاب الله ) إلى قوله : ( منها أربعة حرم ذلك الدين القيم فلا تظلموا فيهن أنفسكم ) قال : لا تظلموا أنفسكم في كلهن ، ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حرما وعظم حرماتهن وجعل الذنب فيهن أعظم ، والعمل الصالح والأجر أعظم .
Dari Ibnu Abbas RA, dalam sabda Allah “
Inna ‘Iddata assyuhuuri
‘indAllahi…”Janganlah kalian menganiaya diri sendiri disemua bulan-bulan ini,
khususnya di empat bulan yang diharamkan Allah ini, AllahSWT telah
menjadikannya haram, dan telah besar kehormatannya, dan menjadikan dosa-dosa di
bulan ini lebih besar, dan amalsaleh di bulan ini lebih banyak pahalanya“.
Bulan ini adalah bulan yang sangatlah muliya, Ibadah di bulan ini sangat
dianjurkan karena mempunyai pahala yang sangatlah besar. Khususnya berpuasa dan
Istighfar di bulan ini juga taubat dari berbagai kehilafan. di malam pertama di
bulan ini do’a-do’a terijabahi maka disunahkanlah berdo’a, Rasulullah SAW
bersabda:
عن ابن عساكر عن أبي أمامة رضي الله عنه : ((خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب ، وليلة النصف من الشعبان ، وليلة الجمعة ، وليلة الفطر ، وليلة النحر ))
Artinya: “
Ada Lima malam dimana do’a-do’a di situ tidak ditolak: malam
pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam jum’at, malam Idul fitri,
malam idhul adha“.
Nama-nama Bulan Rajab.
Salah satu dari ciri-ciri bulan Rajab ini adalah, bahwa bulan ini mempunyai
nama yang sangat banyak. Sebagian ulama’ berkata bahwa bulan ini mempunyai
empat belas nama yaitu: Bulan Allah , Rajab, Rajab mudhar, Munshilul asinnah,
Al-Asham, Al-ashab, Munaffis, Muthahhir, Mu’alla, Muqiim, Harim, Muqasyqisy,
Mubarri’, Fardun. Sebagian ulama’ menyebutkan bahwa Rajab mempunyai tujuhbelas
nama seperti yang diatas ditambah dengan: Rajam, Munshillul Alat, dan
Munzi’ul Asinnah. Bulan Rajab dinamakan bulan Al Asham karena disitu tidak
terdengar suara pedang. karena peperangan diharamkan di bulan ini. Baik dizaman
Jahiliyah dahulu atau setelah datang masa kenabian
.
عن عائشة ، رضي الله عنها ، قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إن رجب شهر الله ويدعى الأصم ، وكان أهل الجاهلية إذا دخل رجب يعطلون أسلحتهم ويضعونها ، فكان الناس يأمنون وتأمن السبل ، ولا يخافون بعضهم بعضا حتى ينقضي »
Artinya: Dari Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”
Rajab
Adalah bulan Allah SW , dan disebut dengan Al-Ashamm, kaum jahiliyah dahulu
kala ketika memasuki bulan Rajab memogokkan pedang-pedang mereka dan
meletakkannya (meninggalkan peperangan), sehingga orang-orangpun memberi
keamanan dan jalan pun tampak aman, dan mereka tidak takut kepada yang lain
sampai bulan ini habis“.
Selain itu juga dinamakan “Al-Ashab” karena disitu dituangkan segala Rahmat
kepada orang-orang yang bertaubat, mengalir cahaya-cahaya kepada seluruh alam.
Dinamakan dengan “Rajam” karena dibulan ini semua syetan diRajam oleh para
malaikat agar tidak mengganggu para wali dan orang-orang Shaleh. Rasulullah
SAWbersabda :
” رجب شهر الله ، و شعبان شهري ، و رمضان شهر أمتي ” .
Artinya: “
Rajab adalah bulan Allah SWT, dan Sya’ban Adalah bulan ku,
sedangkan Ramadhan adalah bulan umatku“.
عن أنس بن مالك ، يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إن في الجنة نهرا يقال له : رجب ، أشد بياضا من اللبن وأحلى من العسل ، من صام من رجب يوما سقاه الله من ذلك النهر »
Artinya: Anas bin malik mengatakan: “
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya di Surga terdapat sungai yang disebut dengan Rajab, warnanya
lebih putih daripada susu, dan lebih manis daripada madu, barang siapa berpuasa
sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari
sungai itu“.
عن أنس بن مالك ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « خيرة الله من الشهور شهر رجب ، وهو شهر الله عز وجل ، من عظم شهر رجب فقد عظم أمر الله ، ومن عظم أمر الله أدخله جنات النعيم وأوجب له رضوانه الأكبر ، وشعبان شهري فمن عظم شهر شعبان ، فقد عظم أمري ، ومن عظم أمري كنت له فرطا
وذخرا يوم القيامة ، وشهر رمضان شهر أمتي ، فمن عظم شهر رمضان ، وعظم حرمته ولم ينتهكه وصام نهاره وقام ليله وحفظ جوارحه خرج من رمضان وليس عليه ذنب يطلبه الله به »
Dari Anas bin malik, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda : ”
Bulan yang
paling dipilih oleh Allah SWT adalah bulan Rajab, dia adalah bulan Allah SWT,
barang siapa mengagungkan bulan inimaka telah mengagungkan perkara Allah SWT,
dan barang siapa yang mengagungkan perkara Allah SWT maka akan dimasukkan di
Surga Na’im, dan diwajibkan untuk diberikan ridho Allah SWT yang paling besar,
dan bulan Sya’ban adalah bulan bulanku(bulan Rasulullah), barang siapa
mengagungkan bulan ini maka telah menggungkan perkaraku, dan barang siapa
mengagungkan perkaraku maka aku adalah sebagai pahala baginya dan juga sebagai
simpanan pahala di hari kiyamat nanti, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan
umatku, barang siapa yang mengagungkan bulan Ramadhan serta mengagungkan
kehormatanya dan tidak menghinanya sehingga berpuasa pada siang harinya serta
mendirikan malamnya, dan menjaga perbuatanya maka akan keluar dari
bulan ini dalam keada’an tanpa membawa dosa yang diminta oleh Allah SWT “.
Para Ulama’ mengatakan : Rajab adalah bulan istighfar, dan Sya’ban adalah
bulan shalawat atas Nabi SAW, dan bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an.
Wahab bin Munabbah RA berkata: “Semua sungai yang ada didunia ini
mengunjungi Air Zam-zam, untuk memuliyakan bulan ini (yakni bulan Rajab)”.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya[1]:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ
حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ
سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي
رَجَبٍ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا
يَصُومُ .
“Telah menceritakan pada kami Abubakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan pada
kami AbduLLAAH bin Numairih, telah menceritakan pada kami Ibnu Numair, telah
menceritakan pada kami ayah kami, telah menceritakan pada kami Utsman bin Hakim
Al-Anshari berkata: Aku bertanya pada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab dan
kami saat itu sedang berada di bulan Rajab, maka ia menjawab: Aku mendengar
Ibnu Abbas -semoga ALLAAH meridhoi mereka berdua- berkata: Adalah Nabi -semoga
shalawaat dan salaam senantiasa tercurah pada diri beliau- berpuasa (di bulan
Rajab) sampai kami berkata nampaknya beliau akan mempuasai (bulan Rajab)
seluruhnya, lalu beliau tidak berpuasa sampai kami berkata: Nampaknya beliau
tidak akan mempuasai (bulan Rajab) seluruhnya
Hadits ini dijadikan dalil oleh para ulama akan bolehnya berpuasa di bulan
rajab. Adapun kalau dikatakan sunnah secara mutlak atau diyakini ada keutamaan
khusus berpuasa di dalamnya maka ini yang tidak bisa diterima. Karena Nabi
shallallahu alaihi wasallam juga pernah tidak berpuasa di dalamnya dan semua
hadits tentang keutamaan berpuasa di dalamnya adalah lemah.
Artinya, tidak ada larangan berpuasa di bulan rajab, sebagaimana tidak dilarang
berpuasa pada bulan-bulan lainnya. Hanya saja tidak boleh meyakini ada
keutamaan khusus padanya, kecuali keutamaan puasa secara umum.